Berawal dari iseng-iseng mencari cara agar bisa belajar bahasa Inggris dengan mudah dan murah, saya menemukan website yang bisa menghubungkan orang-orang dari seluruh dunia yang ingin belajar dan mengajar bahasa asing, nama websitenya adalah mylanguageexchange.com. Tidak hanya bahasa Inggris, kita bisa belajar hampir semua bahasa yang ada di dunia melalui website ini. Sudah hampir setahun saya menjadi member di website tersebut walaupun bukan sebagai gold member yang bisa dengan bebas mengirim email ke semua member. Untuk dapat menjadi gold member, kita harus membayar sekian dolar, saya lupa. Sebagai member gratisan alias bukan gold member, saya hanya bisa menunggu untuk membalas kiriman email dari gold member. Jadi walaupun bukan gold member, saya tetap punya kesempatan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan kenalan dari beberapa negara. Setelah sebelumnya sempat berkenalan dengan teman dari Kanada dan Lebanon, pertengahan November kemarin, saya kembali mendapat notifikasi email dari mylanguageexchange.com yang artinya saya dapat kenalan baru.
Mendapat notifikasi email dari mylanguageexchange.com selalu membuat saya excited. Rasanya seperti menang undian berhadiah. Saya pun membuka dan membaca email tersebut dengan seksama. Bahasa penulisan emailnya sangat sopan. Dari nama pengirimnya saya tau kalau pengirimnya orang Jepang. Saya benar-benar tidak menyangka kalau akan dapat kenalan dari Jepang. Setelah saya buka profilenya di website ternyata beliau adalah seorang yang sangat senior, namanya Hata-san. Dari percakapan kami melalui email, saya jadi tau kalau beliau adalah seorang ekspat yang sedang bekerja di Indonesia sampai 2020 nanti. Beliau ini tinggal di Pekalongan dan sering ke Semarang untuk melakukan perjalanan dengan pesawat atau kereta api. Menurut saya, Hata-san termasuk orang Jepang yang mempunyai kemampuan berbahasa Inggris di atas rata-rata atau sangat baik.
Kami banyak bercakap-cakap tentang budaya Indonesia dan bahasa Indonesia melalui email dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tentunya. Dalam emailnya, beliau selalu mengutarakan keinginannya untuk belajar bahasa Indonesia lebih giat lagi. Saya pun menyatakan kesanggupan saya untuk mengajarinya lewat email. Menjelaskan bahasa Indonesia dalam bahasa Inggris ini gampang-gampang susah ternyata. Bisa dikatakan sebuah tantangan tersendiri bagi saya. Walaupun begitu saya senang melakukannya karena bisa dilakukan tanpa harus melakukan tatap muka dan itung-itung praktek bahasa Inggris gratis. Sampai akhirnya beliau mengusulkan sebuah pertemuan untuk melatih bahasa Indonesianya dengan bercakap-cakap. Waduh kalau di email aja saya udah setengah mati menyusun kata-katanya, gimana kalau ketemu secara langsung pakai bahasa Inggris???? Sebenarnya sih waktu beliau bilang kalau sering ke Semarang untuk ke luar kota naik kereta atau pesawat, I have seen this coming. Hanya saja waktu itu saya masih tenang-tenang saja karena menurut saya tidak mungkin beliau minta ketemuan secepat itu. Tapi ternyata dugaan saya salah!
Setelah sekitar satu minggu bertukar email, melalui pesan emailnya yang lain beliau bilang akan ada di Semarang akhir pekan kemarin sekitar awal Desember. Dari pernyataan tersebut, saya sudah bisa membaca "sinyal" kalau beliau akan minta untuk mengadakan pertemuan. Benar saja, di akhir email beliau mengutarakan keinginannya untuk bertemu satu minggu setelahnya. Dan tanpa pikir panjang ((((TANPA PIKIR PANJANG)))) saya mengiyakan usulan tersebut walaupun saya tau jika nantinya saya sendiri yang akan kesulitan. Jujur, waktu itu pikiran saya masih positif sebelum akhirnya saya mulai meragukan keputusan saya sendiri menjelang hari H. Mendekati jadwal pertemuan, saya gelisah bukan main. Pikiran-pikiran what ifs mulai bermunculan tanpa henti. Saya bahkan sempat ingin membatalkan kesanggupan yang sudah saya berikan. Walaupun saya tau beliau tidak akan marah bila saya membatalkan janji, hal itu urung saya lakukan.
Sungguh akan sangat tidak sopan tentunya bila saya membatalkan janji tersebut secara tiba-tiba. Terlebih saya juga merasa kalau beliau sangat excited untuk belajar bahasa Indonesia, saya jadi makin tidak tega untuk bilang tidak. Tapi jujur, pertemuan dengan orang baru selalu membuat saya stres. Jika harus bertemu dengan orang Indonesia yang bahasanya sama saja saya sudah stres, gimana saya bisa menemui orang dari negara lain, yang bahasanya beda????? Terus gimana saya mau ketemu sama Tuhan kalau mau ketemu sama sesama manusia saja sudah panik??? Untung waktu itu saya sudah membaca bab stres dan kondisi fisik dalam buku Psikologi Abnormal. Di situ juga dijelaskan cara-cara menghadapi stres. Cara menanggulangi stres yang terbaik adalah dengan langsung menghadapi stresor atau penyebab stresnya yang dalam kasus ini adalah pertemuan dengan orang baru. Benar juga, saya memang harus menghadapinya agar saya tidak stres lagi. Sementara menghindari stresor atau penyebab stres yang dalam kasus ini membatalkan janji, hanya akan membuat kita kehilangan kesempatan untuk belajar menuntaskan stres. Stres yang tidak terselesaikan dengan baik dapat lebih membebani psikis dan malah menambah stres. Akhirnya saya membulatkan tekad untuk tetap akan datang menemuinya. Saya tidak boleh kabur kali ini. Lagian apa ruginya? Bisa dapat pengalaman baru. What's the worst can happen? Broken English? English is not our first language, rignt? So chill, just chill, everything will be fine.
Cerita lanjut ke sini.
Ciao~
Minggu, 10 Desember 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar