Selasa, 18 Juli 2017

Tentang Salah Jurusan

Posted by Kirana on 23.33 with No comments
Salam salah jurusan!

Adakah yang sedang, sudah melewati atau merasa berpotensi salah jurusan? Salah jurusan yang saya maksud bukan salah jurusan naik angkot loh yaaa... Salah jurusan yang saya maksud adalah salah jurusan dalam hal studi. Apa yang bikin kita merasa salah jurusan? Salah jurusan berawal dari ketidaksesuaian minat kita terhadap bidang studi yang kita ambil yang nantinya akan membuat kita resah dan gelisah. Lalu kenapa kita bisa salah jurusan? Banyak penyebabnya, bisa karena dorongan orang tua, kita yang masih belum paham dengan minat kita bahkan bisa juga karena sekedar ikut-ikutan tren yang ada.

Terkadang kita sudah bisa mendeteksi perasaan salah jurusan dari awal dan kadang kita baru menyadarinya ditengah masa studi yang sedang berlangsung. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perasaan salah jurusan, cuma kadang kitanya saja yang kurang ngerti kita harus mengambil tindakan apa atas perasaan serba salah tersebut. Saya adalah salah satu oktum yang pernah didera perasaan salah jurusan. Sebenarnya saya sudah bisa mendeteksinya dari awal, tetapi karena saya tidak kunjung mengambil tindakan atas apa yang saya rasakan, akibatnya jadi agak sedikit merepotkan. Makanya saya disini mau share sedikit tentang salah jurusan dan bagaimana mengatasinya buat kalian yang sedang merasa atau berpotensi merasa salah jurusan.

Pernah ngerasa kaya gini, "Aduh kayanya aku salah jurusan deh, aku gak suka sama jurusan yang aku ambil, gak ada passion, jadi gak semangat gini belajarnya." Kalo pernah, mari kita cheers dulu karena saya dulu juga pernah merasa seperti itu sebelum akhirnya kembali ke jalan yang benar (azeeeek). Kalo sudah seperti itu, lantas apa yang harus kita lakukan? Ada dua tindakan sederhana yang bisa kita ambil. Tapi walaupun sederhana, impactnya bisa luar biasa untuk masa depan kita. Cara yang pertama adalah pindah jurusan dan cara kedua adalah bertahan.

Semakin cepat kita menyadari perasaan salah jurusan tersebut sebenarnya semakin baik daripada jika kita baru menyadarinya ketika kita sudah berada di tengah-tengah masa studi atau lebih parahnya malah di akhir masa studi (yg kayanya gak mungkin :v). Biasanya hal ini banyak dialami oleh para mahasiswa. Kalo udah kaya gini, kita harus make sure apa minat dan passion kita sebenarnya. Kalo kita udah benar-benar tahu passion sesungguhnya dan yakin jika jurusan yang kita ambil itu tidak sesuai, maka PINDAH JURUSANLAH! SEGERA, IMMEDIATELY! Kalo memang kita udah ambil tapi gak suka, mumpung masih belum terlanjur lama, mending tinggalkan! Yeee emangnya gampang pindah jurusan???? Percayalah! bahwa pindah jurusan dan mengejar apa yang sesungguhnya kamu inginkan (selama gak melanggar moral, agama dan hukum) itu adalah lebih mudah daripada nanti kamu menyesal di kemudian hari karena gak berani ngambil keputusan ini karena alasan ribet. Trust me it works! (though it didn't work on me, it might work for somebody else :v). Apapun yang dilakukan dengan rasa terpaksa itu hasilnya gak akan bagus kecuali kamu sudah ikhlas. Coba jelaskan alasan kamu ingin pindah jurusan kepada orang tua secara logis dan jangan pake emosi. Saya yakin mereka akan mengerti dan pasti akan ada solusinya.

Cara bertahan terhadap keadaan biasanya dilakukan ketika kita baru tahu bahwa ternyata kita ngerasa salah jurusan pas udah di tengah-tengah masa studi. Stuck in the middle gitchuuu. Kalo udah gini, saran saya sih coba bertahan aja. Coba pikirkan kenapa kamu yang sudah sampai di titik ini bisa memiliki perasaan seperti itu. Biasanya sih bisa karena bosen dan kurang kuat iman aja :v. Coba lebih kenali lagi jurusan yang kamu ambil, bagaimana prospek ke depannya dan langkah apa saja yang bisa diambil untuk menyusun karir di bidang yang sudah kita ambil kedepannya. Banyak sekali lho artikel di internet yang bisa dimanfaatkan untuk ini. Biasanya jika kita sudah lebih paham tentang jurusan yang kita ambil, peluang dan prospek ke depannya, kita bisa semangat lagi kok. Apalagi kalo kamu adalah mahasiswa semester 3,4,5, atau 6. Ini adalah masa-masa krusial kamu untuk memaksimalkan potensi yang kamu miliki untuk nantinya bisa bersaing di dunia kerja setelah lulus nanti.

Atau adakah yang seperti saya? Yang memiliki passion di psikologi tapi nyasar di akuntansi. Gak papa, saya anggap itu sebagai bonus quest yang menambah pengetahuan dan wawasan. Sayangnya saya malah gak berkesempatan mempraktekkan kedua cara di atas waktu dulu saya merasa salah jurusan. Dan saya tau itu salah, saya juga sempat menyesal. Tapi untungnya sekarang sudah in the right track walaupun jalannya agak muter-muter dulu. Untuk kamu yang gak suka akuntansi tapi udah terlanjur nyemplung dan gak pengen ribet pindah jurusan, STAY AJA!

Nih saya kasih tau jurusan akuntansi bisa jadi apa saja: kamu bisa jadi staff finance, staff pajak, auditor internal, junior auditor di KAP, cost control, dan yang paling penting, SEMUA PERUSAHAAN BUTUH STAFF AKUNTING DAN KEUANGAN! Tergantung fokus studi kamu yang mana. Enak kan hehe. Jadi, gak usah khawatir karena lapangan kerja yang tersedia untuk lulusan akuntansi sangatlah BANYAK. Kamu menguasai teori dan detil laporan keuangan aja udah pasti akan direkrut perusahaan.

Masalah yang kemudian muncul adalah sering mahasiswa fresh graduate akuntansi itu dinilai kompetensinya kurang untuk langsung terjun ke perusahaan. Kalo nda percaya, lihat saja requirementsnya lowongan staff akunting kebanyakan. Perusahaan lebih banyak yang prefer mempekerjakan staff yang sudah berpengalaman paling tidak satu atau dua tahun. Kalaupun ada yang membutuhkan staff dari fresh graduate, itu jumlahnya jauh lebih sedikit, Karena memang ilmu akuntansi yang kita dapet pas kuliah sama di lapangan itu bisa beda jauuuuuh banget. Hal ini disebabkan dalam prakteknya, di Indonesia ini memang terdapat link and match yang kurang menguntungkan antara bidang akademis dengan relevansi bisnis. Akan sangat kurang relevan jika kita cuma belajar teori dari buku, karena akuntansi itu memang harus lebih banyak prakteknya. Maka dari itu, kamu-kamu mahasiswa akuntansi yang udah semester 4,5 atau 6 jangan ragu-ragu untuk MAGANG! Selain kamu bisa dapat pengalaman, nantinya ketika kamu masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya kamu gak akan begitu kaget lagi. Kalo misalnya perguruan tinggi kamu tidak mewajibkan program magang, maka kamu tetap HARUS mengikutinya sebagai salah satu tahapan untuk lebih maju. Karena program magang ini kebanyakan memang diikuti oleh mahasiswa yang notabene masih belajar, maka jika kamu melakukan kesalahan, perusahaan tempat kamu magang akan menganggapnya sebagai hal yang lumrah dan kamu gak perlu khawatir, toh kamu masih belajar. Disitulah enaknya. Beda dengan jika kita sudah lulus, perusahaan akan menganggap kita sudah paham dan sudah bisa melakukan semuanya yang artinya tanggung jawab kita sudah lebih besar lagi (yang kalo salah sedikit bisa-bisa langsung dipecat). Dan melalui program magang ini kita dilatih untuk memikul tanggung jawab ini nantinya sewaktu kita bekerja.

Jadi, semoga udah gak bingung lagi  ya buat kamu-kamu yang merasa salah jurusan! You will when you believe pokoknya mah!

Ciao~

     

Begitu Dekat

Posted by Kirana on 10.05 with No comments
Bukan! Tulisan ini bukan tentang hubungan kedekatan dua orang manusia, tetapi lebih dari itu. Tulisan ini adalah tulisan tentang kedekatan dua budaya yang kadang tidak kita sadari padahal hal itu nyata, ada di tengah-tengah kehidupan kita.

Dua budaya yang saya bilang begitu dekat sesuai dengan judul tulisan ini adalah budaya Cina dan Jawa. Seperti yang sudah kita semua tahu, dua masyarakat tersebut adalah masyarakat yang terkenal sangat memegang teguh budaya leluhurnya. Jadi, saya ingin membahas tentang kedua budaya ini gara-gara saya sudah baca bukunya Ng Aik Kwang yang judulnya Asia vs Barat: Benarkah Orang Barat Lebih Kreatif daripada Orang Asia? Menurut saya, buku ini memiliki pemaparan yang menarik dalam membahas budaya orang barat dan Asia. Budaya orang Asia yang dijelaskan dalam buku ini mengacu pada ajaran Konfusian yang merupakan akar budaya orang Cina yang termasuk orang Asia.

Nah, dari situ, saya jadi tahu kalo ternyata ajaran Konfusian ini mirip-mirip sama budaya Jawa. Budaya leluhur saya. Mungkin bisa jadi, budaya Jawa itu akarnya juga dari ajaran Konfusian karena hubungan perdagangan yang dilakukan kerajaan-kerajaan Nusantara dari zaman duluuuuuuuuu banget sama orang-orang dari Cina. Mungkin telah terjadi asimilasi diantara keduanya yang menyebabkan dua bangsa yang berbeda ini memiliki corak kebudayaan yang hampir sama. Sebenarnya kemiripan ajaran Konfusian gak cuma sama budaya Jawa aja sih. Secara mendasar, kalo dilihat-lihat kagi, kita orang Indonesia pada umumnya dari zaman nenek moyang kita dulu juga punya tata cara bermasyarakat yang hampir sama seperti orang Asia pada umumnya yang menganut ajaran konfusian. Mungkin karena Konfusian ini sudah sangat tua mengingat dinasti-diansti Cina sudah ada sejak ratusan tahun sebelum masehi.

Kesamaan-kesamaan yang saya temukan dari kedua budaya ini yang sangat mendasar adalah bagaimana kita harus patuh pada orang tua maupun orang yang lebih tua dari kita. Simple ya. Tapi ternyata dari akar budaya ini, dapat membentuk percabangan budaya lain yang sangat membedakan kita dari sodara kita orang barat. Misalnya, dari budaya menghormati orang tua tadi, hal itu membuat keluarga adalah hal yang utama bagi orang Asia. Hal ini pun tercermin juga di unggah-ungguh masyarakat Jawa yang dalam budayanya sangat menekankan sopan santun kepada orang yang lebih tua. Selain itu, kita yang orang Asia termasuk orang Jawa, berdasarkan akar budaya mengenai betapa pentingnya keluarga tadi, kita juga jadi lebih suka dengan sifat kebersamaan dan kolektifitas, berbeda dengan orang barat yang individualis.

Dari paparan buku Ng Aik Kwang tentang ajaran Konfusian, saya jadi sadar bahwa sebenarnya kita semua orang Asia ini adalah saudara, serumpun dan sebudaya. Kita begitu dekat, namun betapa mudah terpecah belah. Saya sendiri juga heran. Nama negara dan bangsa hendaknya hanya kita jadikan sebagai identitas, selebihnya akar kita sama. Atau adakah dari kita yang merasa bahwa budaya kita lebih tinggi dan lebih baik daripada yang lain? Lalu bagaimana jika budaya kita sebenarnya berasal dari budaya yang sama? Baiklah, karena seiring berjalannya waktu dan dinamika yang ada di tengah masyarakat Asia, perubahan itu pasti selalu ada. Tapi berbahagialah setiap kita ingat jika perbedaan yang ada di sekitar kita, sesungguhnya berasal dari satu yang sama.

Ciao~