Selasa, 09 Mei 2017

Pengalaman Pertama Toko Buku

Posted by Kirana on 22.51 with 1 comment
Toko buku selalu menjadi salah satu tempat favorit saya terutama pada suatu hari libur kala itu. Ternyata banyak juga orang-orang yang berpikiran sama seperti saya dengan mengunjungi toko buku dan hal itu membuat toko buku jadi lebih ramai dari biasanya. Saya lihat banyak anak-anak kecil, tetapi orang dewasanya lebih banyak lagi. Banyak dari pengunjung yang datang sekeluarga, bapak, ibu dan anak-anak. Diikuti kedua orang tuanya, anak-anak begitu semangat memilih buku yang akan dibelinya. Sementara orang tuanya membawa tumpukan buku pilihan anak-anaknya untuk dibayar di kasir. Melihat pemandangan ini saya tersenyum. Pasti sangat menyenangkan.

Sambil berkeliling melihat-lihat berbagai macam buku yang saya minati, saya jadi berusaha mengingat-ingat kapan pertama kali saya pergi ke toko buku ini. Jika diingat-ingat lagi sudah sangat lama. Ah saya ingat. Kira-kira waktu saya masih kelas dua SD, saya pertama kali diajak ke toko buku oleh pakde dan almarhumah bude saya. Waktu itu saya pergi ke toko buku dengan sebuah tujuan yaitu untuk mencari buku yang akan digunakan untuk saya lomba menulis sinopsis cerita rakyat. Saya ke toko buku untuk membeli sebuah buku yang berjudul Serial Cerita Rakyat Nusantara “Hang Tuah” (buku ini kemudian menjadi buku pertama saya yang bukan buku pelajaran atau majalah). Saya tau ada lomba menulis sinopsis dari majalah Bobo. Ya, sejak saya mulai lancar membaca sekitar kelas satu, pakde saya rajin membelikan majalah Bobo untuk saya setiap minggunya.

Dulu waktu pertama kali akan ke toko buku ini, saya sangat bersemangat. Wajar saja, saya belum pernah ke toko buku sebelumnya. Tapi anehnya sesampainya di sana, saya malah biasa saja melihat berbagai tumpukan buku-buku yang waktu itu saya belum tau jika kelak saya akan menyukai mereka. Mungkin saking bukunya bagus-bagus dan menarik, saya malah jadi bingung dan hanya beli satu buku yang memang dari awal saya cari tadi. Beres urusan membeli buku, saya pulang ke rumah. Memang sih waktu itu technically saya yang ikut lomba menulis, tapi toh akhirnya yang mengerjakan tulisan sinopsisnya malah ibu saya. Hadehh… dasar sok-sokan. Saya masih ingat waktu itu sinopsisnya harus ditulis di kartu pos. Alhasil saya hanya menyalin tulisan ibu di kartu pos dan mengirimkannya ke majalah Bobo yang kemudian tentu saja saya tidak menang :v

Mengingat tentang buku pertama saya waktu itu sukses bikin saya senyum-senyum sendiri di tengah keramaian toko buku. Untung kebanyakan orang fokus ke buku-buku yang sedang mereka baca atau cari. Coba kalo mereka fokus ke saya yang lagi senyum-senyum sendiri, kan serem! Sayangnya buku pertama saya itu sudah tidak ada. Karena sejak SD sampai saya SMA kelas 3 keluarga kami sudah pindah rumah kurang lebih 3 kali dan sempat renovasi rumah juga, ya walaupun hanya di lingkup lingkungan yang tak jauh beda, sehingga banyak barang-barang yang tercecer dan tidak sengaja terbuang termasuk buku pertama saya dulu itu. Hingga sekarang kami hanya menyimpan barang-barang yang kami anggap penting. (Oke mungkin dulu saya anggap buku itu tidak penting xD).

Gara-gara ingat buku pertama saya, saya jadi heran kenapa saya bisa suka membaca buku. Padahal bapak dan ibu bukanlah orang yang gemar membaca. Sama sekali bukan. Bahkan buku bacaan saya di rumah dulu cuma majalah Bobo yang dibelikan oleh pakde saya. Selain itu, tidak ada buku lain kecuali buku pelajaran sekolah yang mau tidak mau harus saya baca. Dulu saya sering merasa bosan ketika saya sudah mahir membaca dan bisa “melahap” majalah Bobo dengan cepat. Karena itu artinya saya akan kehabisan bacaan. Akhirnya saya sering lari ke rumah almarhumah bude yang rumahnya ada persis di depan rumah saya. Bude punya lumayan banyak buku tapi kebanyakan bukunya adalah majalah Intisari yang merupakan bacaan orang dewasa. Kadang saya suka baca-baca sedikit dan lihat-lihat gambarnya ketika saya sudah tidak punya bacaan.


Tanpa sadar saya jadi ingat jika sebenarnya pakde dan almarhumah bude sayalah yang telah memperkenalkan saya pada buku dan suka membaca sejak kecil. Maklum sejak saya masih kecil, orang tua saya kurang mementingkan kebutuhan tersier macam buku atau hal-hal yang berbau hiburan. Karena waktu itu ekonomi keluarga kami pas-pasan. Walaupun bukan orang tua saya sendiri yang memperkenalkan saya pada buku, saya sangat bersyukur memiliki pakde dan bude yang sangat memperhatikan keponakannya. Walaupun bapak dan ibu tidak terlalu suka membaca, tapi mereka tidak pernah keberatan ketika uang jajan saya dulu banyak saya habiskan untuk beli buku. Kadang saking sayanya asik baca, ibu sering jengkel kalo saya gak ngrespon ketika dipanggil-panggil hehe (ya gimana lah, lagi fokus ke buku). Maafin ya bu… Gak papa bapak sama ibu gak suka baca, nanti biar saya yang ceritain buku-buku bagus yang sudah saya baca ya pak, bu.. Hehe okhaaayy xD

Ciao~
Categories:

1 komentar: